Header Ads

Pemko Medan Tidak Punya Rasa Malu


DominoQQ Kondisi Kota Medan semakin meresahkan. Sebab, kota ketiga terbesar di Indonesia ini dinilai masyarakat semakin semrawut.

Adanya pengerjaan drainase dan pedestrian (trotoar), dinilai semakin merusak wajah kota. Di mana-mana terlihat tumpukan tanah.

Keluhan-keluhan lain juga kerap didengar, seperti lalu lintas bertambah macet karena banyaknya sisa-sisa pengorekan drainase atau pedestrian, jalanan berlumpur jika turun hujan serta gelap saat malam hari.

Sayangnya, kondisi dan keluhan masyarakat dianggap angin lalu oleh pejabat-pejabat terkait Pemko Medan. Sebab sampai saat ini, terkesan tak ada upaya nyata dari pihak terkait untuk menjawab keluhan dan keresahan masyarakat.

Menanggapi kondisi itu, Pengamat Perkotaan, Meuthia Ifa secara tegas menyebutkan, Pemko Medan tidak punya rasa malu kepada masyarakat.

“Ya, Pemko Medan, termasuk Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum (PU) tidak punya rasa malu lagi kepada masyarakat,” tegasnya melalui sambungan telepon, Selasa (12/12).

Menurut Meuthia, jika Pemko Medan situs poker online punya rasa malu, pasti melakukan pengerjaan dengan benar dan terarah. Baik secara teknis maupun perencanaan. Buktinya, kenyataan di lapangan menunjukkan pekerjaan apapun yang dilakukan selalu berakhir tak bagus.

Dikatakan dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Medan (Unimed) ini, kondisi Kota Medan sekarang benar-benar sudah memuakkan. Jorok dan berbahaya. Jika ingin berkata jujur, sesungguhnya warga sangat tersiksa dengan situasi yang ada.


Berdasarkan informasi didapat, katanya, akibat kondisi yang terjadi, banyak mobil dan sepeda motor terperosok di bekas galian atau tanah-tanah pengorekan yang diletakkan di sembarang tempat.

Hal aneh lainnya, kata dia, bukan hanya parit atau drainase yang bermasalah saja dikorek tapi yang masih bagus juga dikeruk. Kesannya memang hanya menjalankan proyek seadanya tanpa perencanaan matang. Dipastikan, secara teknis dan perencanaan tidak berjalan semestinya.

“Harus diakui, untuk hidup nyaman saja di Kota Medan Bandarq sudah tak bisa lagi. Masyarakat sekarang bingung dan marah melihat kondisi kota ini. Padahal, dari berbagai elemen sudah membahas masalahnya tapi tak kunjung ada perbaikan,” tambah Meuthia.

Dikatakan, seolah-olah pejabat di Pemko Medan bekerja sesuka hati dan tak mau mendengar masukan atau saran dari pihak lain. “Masyarakat benar-benar salah pilih saat Pilkada lalu. Kota Medan hancurhancuran dan jauh tertinggal dibanding kota atau daerah lain,” tegas Meuthia.

Saat itu, Meuthia juga menyatakan, sesungguhnya beberapa pihak sudah berjumpa guna berdiskusi untuk memberi masukan secara teknis dan strategis serta hal-hal yang terjadi di lapangan kepada seorang pejabat di Pemko Medan.


Namun sangat disayangkan, lanjutnya, masukan-masukan tersebut berujung sia-sia karena tak dianggap. “Justru si pejabat memastikan pekerjaan mereka sudah benar dan malah menyalahkan orang,” keluhnya.

Disinggung Kota Medan berulangkali meraih penghargaan, Meuthia malah tertawa. “Itu saya yakini tidak benar dan patut dipertanyakan.

Selain itu, saat penilaian pasti jalan atau kondisi yang baik-baik saja diperlihatkan,” bilangnya.

Dia juga menyayangkan DPRD Medan yang sesungguhnya mempunyai fungsi pengawasan, namun tidak dijalankan. “Secara institusi, yang bisa mengawasi walikota sebenarnya anggota dewan. Sayangnya fungsi tersebut tidak dijalankan secara benar,” pungkasnya.


The truth is you don't know what is going to happen tomorrow. Life is a crazy ride, and nothing is guaranteed.

No comments